Kab Semarang - – Guna Mengklarifikasi data real keadaan Muhammad Firmansyah, yang viral beberapa hari ini dimedsos akibat dibully temanya, hingga kemudian pindah ke SLB Doplang, Danramil 04 Bringin bersama jajaran, Babinsa Pakis, Babinkamtibmas, Kadus doplang dan Ketua RT Doplang, melakukan cek langsung kerumah Suwadi (ortu Firman) , Jumat 2 Juni 2023 sekitar Pukul 10.00 didesa Pakis Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
Baca juga:
Jelang Merti Dusun,Babinsa Bersihkan Makam
|
Danramil 04 Bringin, Kapten Inf Agung Kartika mengatakan, Tujuan kedatangannya yang dilaksanakan berupa komsos dengan Suwadi guna mengklarifikasi data real “kedatangan kami untuk mencari Kebenaran tentang Adik Muhammad Firmansyah, mengapa sampai viral beberapa hari ini di media sosial, akibat dibully teman temannya adalah tidak benar” ujar Agung.
Menurut Kapten Agung dari hasil fakta dilapangan Mohammad Firmansyah pindah sekolah atas pemintaan orang tuanya sendiri, hal ini juga dikuatkan oleh kadus dan ketua RT yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut.
Apalagi peristiwanya terjadi 3 tahun lalu “sejak kelas 2 SD sampai sekarang kelas 5 SD di usia 12 tahun baru bisa baca tulis, bahkan hasil test IQ dari rumah sakit menyatakan kondisi anak dibawah rata rata anak normal lainnya” tambah kapten Agung, didampingi Serma Rohmad, Ipda Muhdorin, Slamet dan Ketua RT Doplang Kuncoro.
Seperti ramai dimedsos, seorang siswa SD terpaksa pindah ke Sekolah Luar Biasa (SLB) karena selalu dirundung atau Bully di sekolah lamanya.
Informasi ini muncul dari postingan seorang pengguna TikTok dengan akun @satriabagus60 yang mengunggah kisah pilu siswa SD tersebut. Hingga akhirnya vidionya viral didunia maya.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan telah menelusurinya. Katon menegaskan tidak ada bully. Saat di SD negeri, Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 dengan usia delapan tahun.
“Dia ternyata sulit adaptasi dan sulit menerima materi pelajaran, bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca. Karena kondisi tersebut, gurunya tidak memberi nilai terhadap siswa tersebut, ” terangnya.
Karena tidak punya nilai, siswa pun tinggal kelas. Hingga memasuki tahun berikutnya. Diketahui Firman masuk kategori inklusi dan orangtua diberi tahu kondisinya. Pihaknya sudah memberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB.
Editor:Arief/Yudha